Senin, 20 November 2017

Program Aplikasi Audit,Audit Program Generator (APG)

APG (Audit Program Generator)






Waktu, biaya, tenaga, tanggal penyelesaian, adalah semua elemen yang harus diperhitungkan ketika sebuah tim audit membuat perencanaan audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit tersebut akan dipersiapkan dalam sebuah daftar perencanaan audit.

APG memungkinkan tim audit mempersiapkan daftar perencanaan audit mereka. APG memungkinkan tim audit untuk menambah, menghapus atau melakukan modifikasi item-item individual dalam daftar perencanaan audit untuk menyesuaikan antara pekerjaan auditor dengan keperluan klien mereka.
Daftar perencanaan audit dari APG termasuk item-item untuk menetapkan:

· Persetujuan penerimaan tugas
· Persetujuan personel audit terhadap perikatan audit
· Tingkat independensi
· Pengetahuan terhadap kesatuan usaha
· Taksiran kemampuan audit
· Surat Perikatan
· Taksiran risiko audit dan tingkat materialitas
· Taksiran risiko pengendalian
· Tindakan-tindakan melanggar hukum
· Tingkat kesalahan dan ketidakpatuhan
· Prosedur analitikal
· Strategi audit dan program audit

APG dapat membantu dalam memenuhi standar auditing, mempertimbangkan struktur pengendalian internal dalam sebuah laporan keuangan auditan. Standar auditing mengharuskan auditor mendapatkan pemahaman terhadap tiga elemen dari struktur pengendalian dan apakah kebijakan-kebijakan yang relevan, prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang mendasar telah diterapkan pada perusahaan yang diaudit.

Daftar perencanaan berfungsi sebagai sebuah kontrol untuk memastikan bahwa semua bagian struktur pengendalian internal telah diperiksa, dan ini menjadi bagian pertama dari peralatan APG mengacu kepadanya.

Untuk itu, maka pada APG disediakan sebuah form berisikan daftar pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengendalian internal pada perusahaan yang diaudit. Untuk penggunaan daftar pertanyaan tersebut secara efektif, maka auditor harus merecord tanggapan-tanggapan untuk pertanyaan-pertanyaan dan pekerjaan yang dilakukan untuk melihat bahwa prosedur-prosedur yang diidentifikasi merupakan kondisi aktual pada perusahaan yang diaudit. Dalam banyak kasus, sebuah referensi dari kertas kerja dimana sebuah hasil pemeriksaaan disimpan, akan menjadi kebutuhan penting dalam audit.
Setelah melengkapi daftar pertanyaan tersebut, berikutnya APG akan mendesain tahapan demi tahapan yang mendasari dalam pembuatan keputusan auditor seperti misalnya : taksiran risiko pengendalian pada tingkat maksimum, dan bagaimana mengurangi beberapa taksiran risiko. Dalam lembar kasus, auditor dapat mendesain pengujian-pengujian khusus dalam bagian pengendalian internal dari program untuk memberikan jaminan bahwa pengendalian dapat dipercaya untuk mengurangi risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum sebagai fungsi aktual untuk asersi laporan keuangan tertentu.
Setelah dapat mengembangkan perencanaan untuk auditnya, keuntungan dari sebuah perikatan audit dari struktur pengendalian, dibuat sebuah taksiran risiko pengendalian, dan membuat beberapa analisis finansial pendahuluan. Berikutnya, auditor siap untuk mengerjakan pengaturan dari perencanaan audit, dan program pengujian substantive.

Program audit akan dijilid untuk setiap perikatan audit. Setiap perikatan tersebut berbeda dan meminta auditor untuk menggunakan keahlian professional mereka untuk memformulasikan tahapan-tahapan audit yang dibutuhkan untuk memberikan ukuran yang jelas, tingkat materialitas, dan tingkat objektivitas auditor sebagai factor-faktor yang perlu dipertimbangkan.

Program audit akan dijilid untuk setiap perikatan audit. Setiap perikatan tersebut berbeda dan meminta auditor untuk menggunakan keahlian professional mereka untuk memformulasikan tahapan-tahapan audit yang dibutuhkan untuk memberikan ukuran yang jelas, tingkat materialitas, dan tingkat objektivitas auditor sebagai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan.

Hal tersebut sangat sulit dan waktu yang dikonsumsi untuk mengembangkan program audit sejak awal untuk masing-masing perikatan audit yang baru. Dan seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa APG dapat membantu pembuatan perancangan program audit sejak awal mula atau menyediakan langkah-langkah yang diusulkan untuk melakukan modifikasi terhadap kondisi-kondisi yang tertentu pada klien.
APG telah didesain untuk dimulai dengan lima asersi:

· Keberadaan atau keterjadian
· Kelengkapan
· Hak dan kewajiban
· Penilaian atau pengalokasian,
· Penyajian dan pengungkapan


Kegunaan lain dari APG adalah dapat digunakan untuk meninjau daftar pengungkapan dan tingkat kepatuhan terhadap perpajakan. Hal ini dapat membantu auditor memastikan bahwa laporan keuangan memenuhi semua unsur pengungkapan dan bahwa perusahaan klien telah mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku.

Senin, 09 Oktober 2017

AUDIT SISTEM INFORMASI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) BERDASARKAN PANDANGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN COBIT 4.1

Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kebutuhan akan teknologi pendukungnya pun semakin bertambah. Begitu juga dengan sistem informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Perbaikan demi perbaikan dilakukan oleh setiap rumah sakit demi meningkatkan kepuasan pelayanan serta menjadi faktor dalam persaingan dengan rumah sakit lainnya. Untuk itu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), membangun sebuah sistem informasi guna meningkatkan kualitas pelayan rumah sakit. Tetapi dalam penggunaannya, masih di temukan kendala-kendala yang dikeluhkan oleh pegawai sebagai pengunnanya. Hal ini dapat menghambat kinerja pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya. Terlebih di dalam bidang Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD merupakan sebuah unit yang menangani kasus–kasus dengan tingkat kepentingan lebih dari unit lain. Di dalam IGD, semua pegawai dituntut untuk cepat dan tepat dalam mengerjakan pekerjaannya yang sangat berhubungan dengan keselamatan pasien.Juli 2011, IGD RSCM telah melakukan sebuah perombakan sistem informasi, yang sebelumnya aplikasi yang digunakan berbasis offline, kini menjadi online. Perubahan ini bertujuan untuk mempercepat proses pendataan pasien rawat inap dimana dibutuhkan penanganan extra dibanding pasien rawat jalan. Sistem informasi IGD RSCM ini dapat berhubungan langsung dengan sistem informasi pada bagian Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) dan Gedung A (tempat dimana pasien rawat inap dirawat). Untuk mengetahui penyebab terjadinya kendala-kendala pegawai didalam melaksanakan sistem informasi IGD RSCM, dilakukan Audit Sistem Informasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Berdasarkan Pandangan Pegawai. Sehingga dapat diketahui keselaranan dan ketepatan jalannya proses antara tujuan sistem informasi dengan tujuan bisnis IGD RSCM. Proses ini dilakukan menggunakan pendekatan COBIT 4.1 karena bila dibandingkan dengan metode konsep pengendalian internal lainnya (ESAC, COSO, SASs 55/78, dan CoCo), COBIT merupakan metode yang paling tepat untuk mengaudit sebuah sistem informasi, manajemen, dan users. Langkah tersebut bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan atau diperbaiki guna meningkatkan dan memaksimalkan sistem informasi IGD RSCM yang sudah ada saat ini dan untuk mengembangkannya agar lebih baik lagi.

Perumusan masalah 
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, penyusun mengidentifikasi pokok permasalahan sebagai berikut: a. bagaimana melaksanakan audit sistem informasi IGD RSCM dengan standar COBIT 4.1 berdasarkan pandangan pegawai; b. sejauh mana sistem informasi di IGD RSCM telah diterapkan serta tingkat keefektifitasan dari sistem tersebut.

Tujuan Penelitian 
Tugas akhir ini dibuat untuk memperoleh data di dalam sistem informasi IGD RSCM mulai dari penginputan, proses, ataupun hasil keluaran dari sistem informasi IGD RSCM. Dengan demikian penyusun bermaksud untuk: a. mengaudit sistem informasi IGD RSCM; b. merumuskan rekomendasi untuk memaksimalkan sistem informasi IGD RSCM;

Manfaat Penelitian 
Secara teoritis, penelitian ini dimaksudkan untuk menambah informasi serta referensi dalam mengimplementasikan kegiatan audit sistem informasi sebuah organisasi. Sedangkan secara praktis, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan kritik dan saran kepada perusahaan untuk meningkatkan keefektifan kinerja system bagi perusahaan. Selain itu, bagi IT Telkom, dapat menjadi kajian ilmiah bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang serupa. Bagi peneliti, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah yang berhubungan dengan audit sistem informasi perusahaan.

Batasan Penelitian 
Penelitian ini terbatas pada penilaian jalannya sistem informasi IGD RSCM secara global yang diukur melalui maturity level dengan menggunakan salah satu IT Governance tools, yaitu COBIT 4.1. Pegawai yang dijadikan objek penelitian adalah orang yang bekerja pada bagian IGD RSCM, dimana orang tersebut merupakan pelaksana yang berinteraksi aktif dengan bidang TI, bukan orang yang melakukan perancangan sistem informasi IGD RSCM. Tidak terdapat perancangan maupun implementasi aplikasi apapun dalam pengukuran kinerja sistem informasi IGD RSCM. 1.6 Metodelogi Penelitian Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini, digunakan informasi yang berbentuk tertulis maupun tidak tertulis, yang diperoleh melalui:

a. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan pengumpulan informasi sekunder yang bersifat teoritis yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku literature, tulisan ilmiah, karya skripsi, maupun bentuk kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini.
b. Tinjauan Lapangan Tinjauan lapangan merupakan pengumpulan informasi primer dengan melakukan penelitian dan peninjauan langsung ke perusahaan yang bersangkutan yang terbagi dalam:
 - Observasi Merupakan bentuk kegiatan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mendapatkan gambaran dari perusahaan.
- Wawancara Merupakan bentuk kegiatan komunikasi secara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. - Kuesioner Merupakan bentuk kegiatan memperoleh informasi dari pihakpihak yang bersangkutan melalui daftar pertanyaan yang tertulis untuk mendapatkan informasi yang menggambarkan pandangan dari pihak-pihak bersangkutan.

Kesimpulan dan Saran 

Kesimpulan 
Berdasarkan hasil audit sistem informasi IGD RSCM berdasarkan pandangan pegawai menggunakan COBIT 4.1, maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. audit sistem informasi IGD RSCM berdasarkan pandangan pegawai menggunakan COBIT 4.1 memiliki tujuh business goals, sebelas IT goals, dan dua puluh lima IT process. Berdasarkan identifikasi maturity level, IGD RSCM berada di tingkat kematangan 3, defined, yang berarti bahwa prosedur-prosedur perusahaan telah didokumentasikan dan dikomunikasikan melalui pelatihan. Namun, belum ada evaluasi terhadap sistem tersebut dan individu dibebaskan untuk mengikuti proses ini, sehingga penyimpangan akan sulit dideteksi. Dengan mempertimbangkan baru saja terbentuk sebuah aplikasi EHR online dan segala pembaharuan pendukung kemajuan sistem, tingkat kematangan 3 skala 0-5, merupakan hal yang cukup baik. Dari hasil wawancara beberapa responden mengatakan bahwa sistem informasi IGD RSCM sudah mulai membaik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, bagaimana pun sistem berjalan, tetap manusia merupakan komponen penentu berhasil atau tidaknya sistem tersebut berjalan. Kurangnya sosialisasi kepada pegawai dan kurangnya pemahaman pegawai atas sistem dan aplikasi serta minimnya skill teknis juga menjadi suatu masalah tersendiri dalam menjalankan sistem informasi IGD RSCM.;

b. secara keseluruhan, untuk meningkatkan kinerja sistem IGD RSCM, diperlukan peningkatan monitoring dan evaluasi terhadap prosedur dan semua tindakan, yang tindak lanjutnya terintegrasi antara prosedur dan tindakan yang satu dengan yang lain. Selain itu diperlukan pengembangan secara konstan demi mewujudkan kinerja sistem yang efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang diberlakukan perusahaan.

Saran 
Saran untuk pengembangan yang berkaitan dengan pencapaian hasil optimal dari audit sistem informasi IGD RSCM berdasarkan pandangan pegawai menggunakan COBIT 4.1 ini sebagai berikut:

a. audit sistem informasi ini hanya mengacu pada penerapan sistem dalam instalasi gawat darurat. Dalam pengembangannya diharapkan dapat dilakukan audit terhadap keseluruhan sistem RSCM.;

b. responden audit sistem informasi ini hanyalah pegawai yang bekerja di IGD RSCM, dimana pegawai tersebut merupakan pelaksana yang berinteraksi aktif dengan bidang TI, bukan orang yang melakukan perancangan sistem informasi IGD RSCM. Dalam pengembangannya mungkin dapat dilakukan penentuan responden yang lebih variatif.;

c. penelitian ini hanya menggunakan metode COBIT 4.1. Kedepannya, mungkin dapat dilakukan audit dengan metode lainnya seperti COBIT 5, COSO, ESAC, CoCo, dan metode lainnya;

d. berdasarkan hasil audit sistem informasi IGD RSCM yang telah dilakukan, didapatkan pernyataan bahwa pihak RSCM belum pernah melakukan audit sistem informasi. Diharapkan untuk pengembangannya, akan dilakukan audit secara berkala guna meningkatkan kinerja sistem informasi.

Daftar Pustaka 
[1] Akmal, dan Marmah (2009). EDP Audit. Jakarta : Erlangga.
[2] Gondodiyoto, Sunyoto (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Jakarta : Mitra Wacana Media
[3] ITGI (2007). COBIT ver.4.1: Framework, Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models. Rolling Meadow
[4] Kumaat, Valery (2010). Internal Audit. Jakarta. Erlangga.
[5] Moloeng, Lexy J (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
[6] Pederiva, Andrea (2003). The CobIT Maturity Model in a Vandor Evaluation Case. Information Systems Control Journal. Vol 3.
[7] Ramadhanti, Dwiani (2010). Penerapan Tata Kelola TI dengan Menggunakan COBIT framework 4.1 (Studi Kasus pada PT Indonesia Power). Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
[8] Rizki, Dwi (2012). Evaluasi IT Governance Berdasarkan COBIT 4.1 (Studi Kasus di PT Timah (PERSERO) Tbk). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
[9] RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (2011). Buku Saku Quality and Safety. Jakarta.
[10] Sarno, Riyanto (2009). Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya : ITS Press
[11] Sekaran, Uma (2006). Research Method for Business. USA : John Wiley and Sons, Inc.
[12] Silvana, Lusia dan Asnur, Ivanna (2007). Analisa Pengelolaan Teknologi Informasi dengan Framework CobIT 4.0 di PT Coca Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Kristen Petra.
[13] Soejitno, Alkatri, dan Ibrahim. (2002). Reformasi Perumahsakitan Indonesia. Jakarta: Grasindo.
[14] Surendro, Krisdanto (2009). Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung: Informatika
[15] Yutta, Finh (2012). Audit Sistem Informasi Instalasi Rawat Inap Berdasarkan Perspektif Pelanggan Balanced Scorecard Menggunakan Standar COBIT 4.1. Tugas Akhir Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya
[16] Yuwono, S., Sukarno, E., dan Ichsan, M. (2006). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
[17] Weber, Ron (2000). Information System Controls and Audit. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
[18] Web RSCM, 2 Juni 2012. http://www.rscm.co.id