Minggu, 01 November 2015

Tugas Softskill minggu 1

1.    Pengertian Permintaan dan Penawaran
Dalam ilu ekonomi adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar,antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang di jual atau di tawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantutas yang terjual di pasar.

2.     Hukum Permintaan dan Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit.Semua itu terjadi karena semua ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya dari harga yang ada.Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang di jual atau, di produksi agar keuntungan yang di dapat semakin besar.Harga yang tinggi juga bias menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.

3.     Faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran

>Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :
-Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat
-Jumlah penduduk
-Selera penduduk
-Fluktuasi ekonomi
-Harga barang yang di tuju
-Harga barang substitusi
-Faktor lain (harapan,hubungan social,dan politik)

>       Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain:
-Harga barang yang dituju
-Biaya produksi dan ongkos
-Tujuan produksi
-Teknologi yang di gunakan
-Harga barang substitusi
-Lain hal (Faktor social/politik)
          Jadi tingkat permintaan akan di pengaruhi oleh beberapa factor yang selalu mengikutinya, antara lain adalah : perilaku/selera konsumen,ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.
Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang di gunakan,tujuan dari suatu perusahaan,pajak,ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.

4.     Penentuan Harga Keseimbangan

Ø Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan.Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa,sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya.Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.Interaksi permintaan dan penawaran terjadi di pasar, maka harga keseimbangan disebut juga harga pasar.

Ø Dalam ilmu ekonomi, harga equilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli dan penjual dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya.Jika keseimbangan ini telah tercapai,biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.Dengan kata lain harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual.Permintaan sama dengan penawaran.Jika harga dibawah harga keseimbangan,terjadi kelebihan permintaan.Sebab permintaan akan meningkat dan penawaran menjadi berkurang.Sebaiknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran.Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

Ø Secara grafis harga keseimbangan ini terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dan penawaran.Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar.Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah,sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.Akibat dari Tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.

Ø  Cara menentukan harga keseimbangan secara Matematis.

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau semultan.
Cohtoh :
Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
Persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 Pq
Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau Qd = Qs.
1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq
1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq
1.600 = 0,002 Pq
Pq = 800.00 (harga keseimbangan / harga pasar).

5.       Pendekatan Perilaku Konsumen
-Pendekatan Kardinal
Disebut juga dengan pendekatan marginal utility.Pendekatan cardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah.Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi , semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan kepuasannya dengan pendapatan yang lebih.Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa.Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
-Pendekatan Ordinal
Disamping pendekatan cardinal , dalam hal konsumsi kita juga mengenal pendekatan ordinal.Pendekatan Ordinal digunakan karena pendekatan cardinal memiliki beberapa kelemahan , antara lain karena pendekatan cardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marginal , sebagian besar ekonomi saat ini menolak pendekatan cardinal yang hanya membahas konsumsi barang-barang sederhana seperti es krim/kopi.Mereka memperkenalkan pendekatan ordinal yang lebih memberi penekanan bahwa “ barang A lebih saya sukai daripada barang si B” . Pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan kombinasi barang yang di konsumsi.
               
6.Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proposional dari sebuah variable dengan perubahan variable lainnya.Definisi lain ,elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikan.Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sanganlah penting.





 Tugas 2

1.Produsen dan fungsi Produksi
-Produsen adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.
-Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
-Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara berbagai kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan output. Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi adalah berlakunya “ the lawa of diminishing ret urns” yang menyat akan bahwa apabila suatu input dit ambahkan dan input lain tetap maka tambahan out put dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula-mula menaik, tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tambahan tersubut terus menerus dit ambahkan. Jadi dalam ini ada 3 tingkat produksi :
1) Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan cepat
2) Tahap 2 : pertambahan produksi total semakin lama semakin mengecil
3) Tahap 3 : pert ambahan produksi total semakin berkuran
2.Produksi Optimal
Optimalisasi produksi adalah suatu cara meningkatkan nilai dari suatu produksi dengan pengarus variabel. Cara mengoptimalkan produksi bisa dengan meningkatkan kualitas produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dan lain-lain. Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi.
3.Least Cost Combination
Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.






4. Jenis-Jenis Biaya/Ongkos
1.      Berdasarkan fungsinya
a.       Biaya langsung yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.
b.      Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
2.      Berdasarkan Sifatnya
a.       Biaya eksplisit yaitu biaya yang muncul/kelihatan dalam proses produksi.
b.      Biaya implisit yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
3.      Berdasarkan kaitannya dengan jumlah produksi
a.       Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll.
b.      Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi
Beberapa pengertian biaya dalam jangka pendek:
1.      Biaya tetap total (total fixed cost)
2.      Biaya variabel total (total variable cost)
3.      Biaya marjinal (marginal cost)
4.      Biaya tetap rata-rata (per unit) atau average fixed cost
5.      Biaya variabel rata-rata (per unit) atau average variable cost
6.      Biaya total (total cost)
7.      Biaya rata-rata (average cost)

Biaya tetap total (Total fixed cost/TFC)
Biaya tetap total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang bersifat tetap. Contoh : pembelian mesin, bangunan dll
Biaya variabel total (total variable cost/TVC)
Biaya variabel total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang bersifat variabel. Misalnya biaya tenaga kerja, pembelian bahan baku, bahan penolong dll.
Biaya marjinal (marginal cost/MC)
Biaya marjinal yaitu kenaikan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu unit output.
MCn = TCn - TCn-1
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost/AFC)
Biaya tetap rata-rata yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output. AFC = TFC / Q. Q = jumlah output yang dihasilkan dari penggunaan sejumlah biaya tetap total tertentu.
Biaya variabel rata-rata (average variable cost/AVR). Biaya variabel rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit output.
AVR = TVC/Q
Biaya total (total cost/TC)
Biaya total yaitu keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel.
TC = TFC + TVC
Biaya rata-rata (average cost/AR)
Biaya rata-rata Yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output. AR = TC/Q

Perbedaan Biaya dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Apabila masing–masing keseimbangan dihubungkan akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Fungsi Produksi dibedakan menjadi :

Jangka Pendek : Jika terdapat fixed dan variable cost.
1.      Dalam jangka pendek berlaku hukum The Law of Deminishing Return (Hukum kenaikan yang semakin menurun) yaitu Jika dalam proses produksi terdapat input tetap / Fixed Cost (artinya produksi masih dalam jangka pendek) , Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan: MP naik, maksimum lalu turun sampai nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return.
2.      AP mula-mula naik, maksimum lalu turun tapi tidak menjadi negatif disebut The Law of Deminishing Average Return

Jangka Panjang : Jika semua fixed cost sudah menjadi variable cost.
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
TR = PQ
AR = TR/Q
MR = ∆TR/∆Q     atau  turunan dari TR
∆TR = Tambahan penerimaan,  ∆Q = Tambahan Produksi.

Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC)  dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
TR < TC  = keadaan untung / laba
TR= TC   = keadaan  Break Even Point
TR > TC  = Keadaan rugi.

Contoh Soal:
Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) = 1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut dijual dengan harga Rp 1.000, maka:

Ditanya:
a.       Fungsi biaya total (C), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
b.      Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP.
c.       Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit.

Jawab:
a.       FC = Rp 1.000.000
VC= Rp 500.
Fungsi biaya variabel VC = 500  Q ..........................................................................(1)
Fungsi biaya total C = FC + VC     -----> C = 1.000.000 + 500 Q ..........................(2)
Fungsi penerimaan total  TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q ..........................................(3)

b.      Break Even Point terjadi pada saat TR = TC
1.000 Q  = Rp 1.000.000 + 500 Q
1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
500 Q = 1.000.000
Q = 2.000 unit
Pabrik roti akan  mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
Pada biaya total  C = 1.000.000 + 500 ( 2.000)
C = 2.000.000

c.       Pada saat memproduksi Q = 9000 unit
TR = P.Q
= 1.000  X  9.000
= 9.000.000
C  = 1.000.000 + 500 (Q)
= 1.000.000 + 500 ( 9.000)
= 1.000.000 + 4500.000
= 5.500.000

Bila  TR > TC, maka keadaan laba / untung.
Laba = TR – TC
= 9.000.00 - 5.500.000
= 3.500.000

Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian sebesar :
Rugi = TR – TC
= 1.000 (1.500)  - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
= 1.500.000 - 1.750.000
= 250.000

5.Macam-macam ongkos












Gambar 1. Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang











 Gambar 2. KurvaBiaya Total













Gambar 3. Kurva Ongkos Variabel Rata-Rata











Gambar 4. Long Run Average Cost Curve

6.Penerimaan (Revenue)
Kita ketahui bahwa proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen akan menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang produsen. Jadi pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi penerimaan diistilahkan revenue.
Anda bisa melihat sekitar lingkungan tempat tinggal Anda, seperti seseorang menjajakan goreng pisang atau lainnya, maka akan diterima sejumlah uang dari penjualan goreng pisang tersebut dan ini merupakan penerimaan bagi orang tersebut. “Sudah pahamkah Anda dengan contoh penerimaan?. 
Dari contoh di atas misalkan penjual pisang goreng tersebut memperoleh uang 20.000,- dan harga pisang goreng perbuah Rp. 200,00 maka jumlah pisang goreng yang dijual sebanyak 100 pisang goreng. Oleh sebab itu jumlah penerimaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk (barang yang dihasilkan) dan harga produk tersebut. Jadi semakin banyak jumlah barang yang dijual semakin besar jumlah penerimaan.

7.Penerimaan Maximum
>Pendekatan Total
TR = Total Revenue (Penerimaan Total)
Jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah produk (barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per unit.
Keterangan:
TR = Penerimaan total perusahaan
Q   = Jumlah produk yang dihasilkan
P    = Harga jual per unit
Contoh :
Anda menghasilkan suatu barang sebanyak 5 unit dan harga per unit Rp. 20.000, maka berapakah jumlah penerimaan total ?
Jawab :
Q = 5 unit
P = Rp. 20.000,00
TR=?
TR = Q x P = 5 x 20.000, = 100.000,- 
>Pendekatan Marginal
Penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk yang terjual. Cara menghitung penerimaan marginal dengan membagi tambahan penerimaan total dengan tambahan jumlah produk yang terjual
Contoh :
Tabel Penerimaan Perusahaan
Q
TR
MR
1
10
-
2
15
?

Dari tabel di atas berapakah penerimaan marginal pada penambahan produk sebesar 1.
(Q = 2) ?.
Bagaimana apakah ketiga jenis penerimaan sudah Anda pahami. Untuk itu coba Anda kerjakan latihan di bawah ini.

1. Seorang pengusaha menghasilkan 2000 unit dan harga di pasar per unit Rp. 1000,00, berapakah penerimaan totalnya ?
2. Penerimaan total dari seorang produsen sebesar 3.500.000,00 dari penjualan produk sebanyak 1000 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya? 
3.Perhatikan tabel penerimaan perusahaan

Q
TR
MR
2 unit
12
-
4 unit
20
?
7 unit
35
?
 Berapakah MR pada penambahan produk menjadi 4 dan 7 unit ?

Setelah Anda mengerjakan ketiga soal di atas jawaban yang benarnya adalah:
No 1 :
TR
=
2.000.000
No 2 :
AR
=
3.500
No 3 :
MR4
=
4
MR5
=
5
>Pendekatan rata-rata
Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual. Untuk menghitung penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi penerimaan total dengan jumlah produk (barang) yang terjual.
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan

Contoh :
Suatu perusahaan memperoleh penerimaan total sebesar Rp. 250.000,- dari
penjualan sebesar 10 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya ?.
Jawab :
Diketahui TR = 250.000,- dan  Q = 10 unit,
AR = ?
AR = TR/Q = 250.000/10 = 25.000
Sebenarnya penerimaan rata-rata selalu sama dengan harga perunit.